Minggu, 12 Oktober 2014

BATIK TULIS


Alat untuk menulisnya atau yang biasa disebut canting terbuat dari tembaga dengan gagang dari bambu. Ujung dari canting atau biasa disebut cucuk, mempunyai lubang yang bervariasi, sehingga bisa menentukan besar kecilnya motif. Sedangkan bak penampung canting disebut sebagai nyamplung. Nyamplung ini bisa berisi cairan malam

Teknik batik tulis dilakukan dengan menorehkan cairan malam melalui canting tulis. Proses pembuatan batik tulis malam mirip seperti batik cap. . Cairan malam tetap terjaga kondisi suhunya pada 70 derajat celcius. Canting tulis mengambil cairan malam melalui nyamplung. Kemudian cucuk canting harus berlubang, sehingga perlu ditiup agar membran cairan terbuka. Setelah itu cairan malam baru dioleskan sesuai motif yang telah digambar di kain mori dengan pensil.




Jadi ringkas nya proses batik tulis :
Siapkan kain mori terbentang
Gambar sketsa motif batik yang akan dibuat dengan menggunakan pensil
Torehkan cairan malam atau warna menggunakan canting tulis secara teliti
Jika  cairan malam yang ditorehkan sudah selesai semua ,maka proses selanjutnya adalah pewarnaan, lorot malam, bilas soda, jemur, dan setrika (mirip seperti batik cap)

Proses Mendetail Pembuatan Batik Tulis

  • Siapkan kain, buat motif diatas kain dengan menggunakan pensil
  • Setelah motif selesai dibuat, sampirkan kain pada gawangan
  • Nyalakan kompor/anglo. Taruh malam/lilin ke dalam wajan dan panaskan wajan dengan api kecil sampai malam mencair sempurna. Biarkan api tetap menyala kecil
  •  Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.
  • Mulailah  dengan cara ambil sedikit malam cair dengan menggunakan canting, tiup-tiup sebentar biar tidak terlalu panas, kemudian goreskan canting dengan mengikuti motif yang telah ada. Hati-hati jangan sampai malam yang cair menetes diatas permukaan kain karena akan mempengarufi hasil motif batik.
  • Setelah semua motif yang tidak ingin diwarna dgn warna tertentu tertutup malam, maka proses selanjutnya adalah proses pewarnaan.Proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dilakukan dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu.Siapkan bahan pewarna di dalam ember, kemudian celupkan kainnya ke dalam larutan pewarna.Kain dicelup dengan warna yang dimulai dengan warna-warna muda, dilanjutkan dengan warna lebih tua atau gelap nantinya.
  • Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
  • Setelah itu adalah proses nglorot, dimana kain yg telah berubah warna tadi direbus dgn air panas. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan lapisan lilin sehingga motif yg telah digambar menjadi terlihat jelas.Jika kita menginginkan beberapa warna pada batik yg kita buat, maka proses 3, 4, dan 5 bisa diulang beberapa kali tergantung jumlah warna yg kita inginkan.
  • Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna berikutnya .
  • Dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua ,pemberian malam lagi, pencelupan ketiga dst.Misalkan dalam satu kain diinginkan ada 5 warna maka proses diatas tadi diulang sebanyak jumlah warna yg diinginkan berada dalam kain tsb satu persatu (Proses membuka/nglorot dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.)
  • Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke campuran air dans oda ash untuk mematikan warna yang menempel pada batik, dan menghindari kelunturan.
  • Proses terakhir adalah mencuci /direndam air dingin dan dijemur sebelum dapat digunakan dan dipakai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar